PERKULIAHAN
merangakak seperti siput ingat tujuan hidup
Selasa, 29 Agustus 2023
INDUSTRI PENGEMBANGAN BISNIS TRAVEL DALAM PARIWISATA NASIONAL - KELOMPOK 2 KELAS F1
Selasa, 15 Maret 2022
PERILAKU KONSUMEN by Aulia Yunianti Putri
A. MODUL PERILAKU KONSUMEN
Diajukan dalam
rangka tugas Evaluasi Tengan Semester
mata kuliah Perilaku
Konsumen
Dosen Pengampu : Pulze Pulung P., S.E., M.Si
AULIA YUNIANTI PUTRI
10120449
STIE STEMBI
BANDUNG
2022
DEFINISI PERILAKU KONSUMEN
Perilaku
konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan
dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah
pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian
informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan
melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen
melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya
membuang produk setelah digunakan, atau kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di
dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan-kegiatan tersebut.
Konsumen
dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang
berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau
user.
Dalam
upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam
kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut
geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.
· Definisi perilaku konsumen menurut para ahli
Para ahli berpendapat mengenai definisi Perilaku Konsumen, sebagai berikut;
1. Gerald
Zaldman dan Melanie Wallendorf (1979:6) menjelaskan bahwa:“Consumer behavior are acts, process and social relationship exhibited by individuals, groups
and organizations in the obtainment, use of, and consequent
experience with products, services and other
resources” Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan
hubungan social yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam
mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari
pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainya.
2. Gerald Zaltman and Melanie Wallendorf, (1971), Consumer Behavior: Basic Findings and Management Implications. The United State of America: By John Willey and Sons Inc. 378 halmengemukakan bahwa :“Consumer behavior may be defined as decision process and physical activity individualsengage in when evaluating, acquaring, using or disposing of good and services”. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.
3. James F. Engel et.al (1968:8) berpendapat bahwa :“Consumer behavior is defined as the acts of individuals directly involved in obtaining and using economic good services including the decision process that precede and determine these acts”. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan- tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
4. Schiffman dan Kanuk (1994
: 7) mendefinisikan sebagai berikut
;“ The term consumer behavior refers to the
behavior that consumer display in searching for purchasing, using evaluating and disposing of product and
services that they expect will satisfy their needs”. Istilah
perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa
yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
5. Menurut Solomon (2007)
, It is study of the processes involved when individuals or group select, purchase,
use, or dispose of products,
services, ideas, or experiences to satisfy needs
and desires. Studi Perilaku Konsumen
merupakan proses ketika individu atau kelompok menyeleksi, membeli,
menggunakan atau membuang produk, pelayanan, ide dan pengalaman untuk memuaskan
kebutuhannya.
6. Menurut Hawkins,
Best, dan Coney
(2001) Consumer behavior is the study of individuals, groups,
or organizations and the processes they use to select, secure, use, and dispose
of products, services, experiences, or ideas
to satisfy needs
and the impacts that these processes have on the consumer and society.Perilaku
konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses
dimana mereka menyeleksi, menggunakan dan membuang produk, layanan, pengalaman
atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan dampak dari proses tersebut pada
konsumen dan masyarakat.
.
B. MANFAAT PERILAKU KONSUMEN
Peran
perilaku konsumen sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau pengguna (stakeholder). Secara
umum terdapat dua kelompok pemanfaat; yaitu kelompok peneliti (riset) dan kelompok yang berorientasi
implementasi (Peter dan Olson, 1999). Pemanfaat yang tergolong dalam kelompok
kedua meliputi: organisasi pemasaran (pemasar maupun produsen), lembaga
pendidikan dan perlindungan konsumen, organisasi pemerintah dan politik, serta
konsumen (Peter dan Olson, 1999 dan Sumarwan,
2004).
·
Peran perilaku konsumen bagi pemasar
atau produsen adalah mampu:
Ø Membujuk
konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.
Ø Memahami
konsumen dalam berperilaku, bertindak dan berfikir, agar pemasar atau produsen
mampu memasarkan produknya dengan baik
Ø Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan, sehingga pemasar atau produsen dapat merancang strategi pemasaran dengan baik.
C. PERAN PERILAKU KONSUMEN
Sedangkan
peran perilaku konsumen bagi lembaga pendidikan dan perlindungan konsumen
adalah untuk mengetahui dan mempengaruhi konsumen; yakni untuk membantu
konsumen dalam memilih komoditas dengan benar, terhindar dari penipuan serta
menjadi konsumen yang bijaksana. Peran perilaku konsumen bagi organisasi
pemerintah dan politik adalah sebagai dasar perumusan kebijakan publik dan
perundang-undangan untuk melindungi konsumen.
Dalam
hal ini pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui
pelarangan terhadap produk bisnis yang merugikan konsumen. Sebagai contoh,
penarikan produk susu yang mengandung melamin yang pernah dilakukan oleh
Departemen Kesehatan yang bekerjasama dengan Depertemen Perindustrian dan
Perdagangan pada tahun 2008. Secara makro, Undang-Undang Pangan mempunyai
dampak positif terhadap perkembangan perekonomian,yaitu melalui peningkatan
produksi karena meningkatnya konsumsi sebagai akibat jaminan kehalalan produk
(Sumarwan, 2004).
Kelompok
konsumen individu maupun organisasi akan menukarkan sumberdaya yang dimiliki
untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari perilaku konsumen dapat membantu
mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan berbagai macam produk. Ditinjau dari
pengambilan keputusan, konsumen terdiri atas konsumen potensial (Potencial consumer) atau calon konsumen
dan konsumen yang sudah melakukan pembelian (Effective
Consumer).
Dapat
dipahami juga bahwa konsep perilaku konsumen mempunyai manfaat terhadap
perkembangan dunia bisnis, antara lain;
·
Mengurangi Risiko Terhadap Bisnis Anda
·
Sebagai Bahan mengumpulkan Feedback
·
Sebagai Dasar Penggunaan Sumber Daya
yang Produktif dan Efektif
·
Sebagai Dasar membuat Strategi Pemasaran
yang Tepat.
· Upaya untuk menciptakan Loyal Customer.
A. A. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana konsumen berperilaku dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perilaku tersebut. Perilaku seseorang yang mempengaruhi pemilihan produk umumnya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut.
a)
Faktor pribadi
Faktor ini termasuk
minat dan pendapat seseorang sebagai konsumen. Secara khusus, faktor ini juga
dipengaruhi oleh faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, budaya, profesi,
latar belakang dan sebagainya.
b) Faktor psikologis
Faktor psikologis meliputi respons individu berdasarkan persepsi dan sikapnya terhadap campaign. Secara khusus, faktor ini juga termasuk persepsi dan sikap individu tentang kebutuhan sebagai konsumen
c) Faktor sosial
Faktor ini meliputi pengaruh lingkungan hingga pengaruh media sosial terhadap keputusan konsumen. Kelas sosial, pendapatan, dan tingkat pendidikan juga tercakup dalam faktor ini.
TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan
oleh konsumen melewati lima tahapan yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi informasi, pembelian dan pasca pembelian. Proses
pengambilan keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama
yaitu (Engel et.al, 1994):
Faktor perbedaan individu terdiri dari sumber daya konsumen, motivasi
dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi.
Faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh
pribadi, keluarga dan situasi.
Proses psikologis terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap/perilaku.
Segmentasi, Target dan
Positioning
Segmentasi
pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yg
homogen, dimana tiap kelompok(bagian) dapat di pilih sebagai pasar yang di
tuju(ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk.
Swastha
& Handoko (1997) Mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi
pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
Pride
& Ferrel (1995) Mengatakan bahwa
segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen
pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya
kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan
menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara
relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Dasar–dasar
segmentasi pasar pada pasar konsumen
·
Variabel geografi : Variabel tersebut, antara lain:
wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan, iklim
·
Variabel demografi : Variabel tersebut, antara
lain: umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll.
·
Variabel psikologis : Variabel tersebut, antara
lain: kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian
Model Sederhana
Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
Tahapan
Masukan (input) : Pada tahap masukan mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap
kebutuhan dan keinginan pada suatu produk dalam usaha pemasaran yang dilakukan
oleh pemasar (kualitas produk itu sendiri, harganya dan menciptakan citra merek
yang baik), kemudian pengaruh lingkungan sosial eksternal atas konsumen
(keluarga, sumber informasi dan teman-teman) dampak kumulatif dari setiap usaha
pemasaran, pengaruh keluarga, dan teman- teman
semuanya merupakan masukan yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli konsumen
dan bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka beli.
Ø Tahap
Proses: Pada tahap ini memfokuskan bagaiman cara konsumen dalam mengambil
keputusan yang mempengaruhi oleh faktor psikologi (motivasi, persepsi,
pengetahuan, kepribadian, dan sikap) kemudian pada tahap masukan mempengaruhi:
Ø Pengenalan
kebutuhan: Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau
eksternal. Kasus pertama yaitu yang dicetuskan oleh rangsangan internal, salah
satu kebutuhan umum seseorang misalkan haus mencapai ambang batas tertentu dan
mulai menjadi pendorong untuk pengenalan masalah pencarian informasi evaluasi alternatif
keputusan pembelian perilaku pasca pembelian mencari air minum. Kasus kedua,
kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal. Seseorang bisa mengagumi mobil
baru rekan kerjanya yang memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan pembelian.
Ø Mencari
informasi: Sebelum proses pembelian ini sangat berkaitan dengan informasi
tentang sumber-sumber dan menilainya, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
yang dirasakan. Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui
produk-produk yang bersaing dan keistimewaan masing-masing produk.
Sumber-sumber informasi konsumen terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan).
Motif Keputusan
Pembelian
Menurut
Buchari (2004) motif-motif keptutusan pembelian sebagai berikut:
Primary
buying motive, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya misalnya kalau wanita
ingin cantik akan mencari make up. Selective
buying motive, yaitu pemilihan terhadap barang misalnya apakah ada keuntungan
bila membeli barang. Patronage buying
motive, ini adalah Selective buying motive yang ditujukan kepada tempat atau
toko tertentu. Pemilihan ini bisa timbul karena tempat dekat, cukup persediaan
barang dan pelayanan memuaskan.
Menurut
Kotler dan Amstrong (2008) keputusan pembelian adalah beberapa tahapan yang
dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), membedakan lima peran yang dimainkan orang
dalam keputusan pembelian yaitu: pencetus, pemberi pengaruh, pengambil
keputusan, pembeli dan pemakai. Pencetus merupakan seseorang yangyang pertama
kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk atau jasa. Pemberi pengaruh
merupakan orang yang memiliki pandangan atau sarannya dapat mempengaruhi
keputusan pembelian. Untuk mengambil keputusan pembelian apakah akan membeli
atau tidak, bagaimana cara membeli dan dimana dibeli merupakan tugas dari
seorang pengambil keputusan. Pembeli adalah orang yang melakukan pembelian. Seseorang
yang memakai atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa merupakan pemakai.
Analisis Pengambilan
Keputusan oleh Konsumen
Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan
konsumen, yaitu :
Sudut Pandang Ekonomis Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara
rasional, yang mengetahuisemua alternative produk yang tersedia dan harus mampu
membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari
kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif
yang terbaik, disebut economic-man.
Sudut
Pandang Kognitif.
Konsumen sebagai
cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen
merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi
tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan
pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man
berdiri di antara economic man dan
passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang
berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan
keputusannya (heuristic) pada keputusan yang
memuaskan.
Sudut Pandang Emosional
Menekankan emosi sebagai pendorong
utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang
berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang
menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Anggapan emotional man itu
tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya
lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
Rabu, 16 Juni 2021
MAKALAH TENTANG PEMBUATAN CANGKIR BAMBU
Industri Kerajinan
MAKALAH
IDE DAN KONSEP
BISNIS
CANGKIR BAMBU
Diusulkan oleh:
Aulia Yunianti Putri (10120449) / Angkatan 20
Fajar
Fauzan Adhima ( 10120458)
/ Angkatan 20
Ikhsan Wijaya (10120446) / Angkatan 20
Muhamad Faisal (10120483) / Angkatan 20
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan segala rahmat, taufiq dan hidayahnya sehingga dapat
menyelesaikan Makalah Mata Kuliah kreatvitas dan Inovasi . Makalah kreatvitas dan Inovasi Bisnis ini disusun
untuk memenuhi tugasMata Kuliah kreatvitas dan Inovasi Bisnis. Karya cangkir
bambu ini selesai dengan baik dengan dukungan,
partisipasi serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen penampu yaitu Bapak. Syaeful Maulana A,S.Pd,M.A.P
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini, masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat
penulis harapkan. Penulis juga meminta maaf apabila dalam penulisan dan
penyusunan Makalah Cangkir Bambu ini banyak
terdapat kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Padalarang,
10 Juni 2021
Penulis
RINGKASAN
Bambu adalah salah satu
kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi usaha kerajinan. Bambu
mampu dibuat menjadi berbagai jenis kerajinan maupun produk yang mempunyai
nilai jual. Dalam hal ini kebutuhan bambu digunakan sebagai cangkir bambu.
Secara konvensional proses pengolahan bambu dilakukan dengan menghabiskan waktu
yang cukup lama dan membutuhkan banyak tenaga. Proses pengolahan dimulai dari
penebangan bambu, pemotongan, pengiratan, penyerutan dan sebagainya. Para
pengrajin bambu kebanyakan masih menggunakan cara manual untuk pengolahan bambu
cangkir bambu adalah
produk yang akan kami pilih. Selain bambu banyak di dapatkan dalam kehidupan
sehari hari. Pertumbuhan bambu juga cepat tumbuh. Harga bambu yang terjangkau.
Tidak hanya cangkir bambu bambu bisa dibuat kerajnan lainnya seperti teko, foto
thype dll. Kami akan memasarkan produk kami secara online maupun offline. Media
online kami akan menggunakan app seperti instagram,
whatsapp. Facebook dll. Sedangkan media offline kami akan pasarkan melalui bazar,
festival dll.
DAFTAR ISI
2.1.2
Proses Pembuatan Produk Cangkir bambu. 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bambu merupakan bahan lokal yang
sudah sangat dikenal di Indonesia dan memegang peranan sangat penting
dalam kehidupan masyarakat, ini dapat dilihat dari banyaknya penggunaan bambu
pada berbagai keperluan masyarakat kita sejak nenek moyang kita ada. Di
Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis dan bambu banyak ditemukan di
dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian sekitar 300 m diatas permukaan
laut. Pada umumnya ditemukan ditempat-tempat terbuka dan daerahnya
bebas dari genangan air. Dari kurang lebih 1.000 species bambu dalam 80 genera,
sekitar 200 species dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara (Dransfield dan
Widjaja, 1995). Di Indonesia bambu hidup merumpun (symphodial), kadang-kadang
ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang
identik dengan batas desa. Di Jawa, penduduk sering menanam bambu
disekitar rumahnya dicampur dengan tanaman lain untuk berbagai keperluan.
Berbeda dengan bambu di negara
China dan Amerika Latin, tanaman bambu berdiri sendiri-sendiri seperti pohon
pinus sehingga lurus dan tinggi. Kualitas bambunya sanagt baik dan sudah
diklasifikasikan sebagai bahan untuk struktur dimana masyarakat dapat membeli
bambu sesuai dengan kebutuhannya dan kualitas yang diinginkan. Bambu dikenal
memiliki sifat-sifat yang sangat menguntungkan untuk dimanfaatkan karena,
batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah
dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif
murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain seperti kayu. Bambu dalam bentuk
bulat dapat dipakai untuk berbagai macam keperluan mulai dari alat-alat
kerajinan tangan, alat rumah tangga, alat musik, upacara keagamaan, makanan,
obat-obatan, sebagai energi pembakar serta konstruksi bangunan seperti
rumah, jembatan, penahan tanah, tangga, pipa saluran air dll. Beberapa
jenis bambu akhir-akhir ini produksinya mulai banyak disenangi masyarakat
karena produknya sangat bervariasi mulai dari produk lokal sampai
produk import (dari China, India, vietnam dll).
Kendala yang ditemui adalah,
bambu mempunyai keterbatasan dalam penggunaannya seperti, sifat fisik sehingga
sukar dikerjakan secara mekanis, ukurannya bervariasi dan tidak seragam
panjang ruasnya serta mudah terserang hama perusak kayu bubuk, rayap dan jamur.
Sering ditemui barang-barang yang berasal dari bambu umumnya yng sudah dibuang
kulitnya dan dalam keadaan basah mudah diserang oleh jamur biru dan bulukan.
Begitu pula bambu bulat utuh dalam keadaan kering yang terserang serangga
bubuk kering dan rayap kayu kering. Hal ini membuat anggapan (image) negatif
pada masyarakat sehingga bambu diidentikan dengan kemiskinan.
1.2 Tujuan
1.
Untuk menetau baamana proses embuatan produk cakr bambu
2.
Untuk menetau dentfkas bambu yan bak kualtasnya dalam
pembuatan kerajnan cankr bambu
3.
Sala satu cara produk dar bambu yan sepert apa yan laku
d pasaran
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari proses
pembuatan rangka, antara lain sebagai berikut:
1.
Sebagai wahana aplikasi ilmu-ilmu yang diperoleh di
kampus untuk mengembangkan inovasi teknologi dibidang kewirausaaan.
2.
Menambah pengetahuan dan dapat memberikan kontribusi
yang positif.
3.
Meningkatkan kerja sama tim.
BAB II
RENCANA USAHA
2.1 Deskripsi Produk
Cangkir
bambu adalah salah satu kerajinan yang
bahan utamanya yakni bambu. Cangkir bambu yang akan kami produksi pastinya
Cangkir bambu berkualitas tinggi sebab, bahannya menggunakan baan yan bagus.
Sehingga Cangkir bambu memiliki nilai jual yang tinggi. Cangkir bambu yang di
produksi Cangkir bambu yang di berkan motif motif ukiran yang unik.
2.1.1 Produk Cangkir Bambu
Produk yang dihasilkan oleh yaitu Cangkir Bambu. Konsep
dari produk ini adalah kerajinan tangan dengan berbagai modifikasi untuk
meningkatkan pemikiran kreatif orang ketika membuat kerajinan tersebut. Tidak
seperti bambu kebanyakan yang berbahan bambu biasa tanpa melihat kualitas
bambu. Kami menetapkan beberapa karakterisktik bambu yang harus digunakan :
1. Bambu yang akan digunakan harus
bamb yng beurmur 2 tahun atau lebih
2. Tekstur bambu terdapat berca atau
bintik yang artinya bambu tersebut memiliki kualitas baik
3. selain itu musim mempengaruhi
kualitas bambu, bambu yg benar benar baik bambu pada musim kemarau karena kadar
air bambu yang sedikit
4. Semakin kadar air pada bambu sedikit
maka bambu akan terhindar dari jamur
5. Setelah penebangan bambu
diberdirikan agar kadar air turun selama kurang lebih 2 bulan
6. Ciri bambu yang memiliki kualitas
kurang baik bambu terdapat retakan.
2.1.2 Proses Pembuatan Produk Cangkir bambu
Dalam pembuatannya, produk Cangkir bambu memerlukan bahan baku utama serta bahan baku
pendukung lainnya, seperti bambu dan stainless.
Proses pembuatan produk tidak rumit dan memerlukan waktu yang lama.
Langkah pertama memotong bambu beberapa bagian. Langkah kedua mengupas kulit
bambu bagian bawah agar terdapat lekukan pada bambu. Langkah ketiga bambu
dihaluskan dengan cara dipahat menggunakan amplas kasar . Langkah keempat
setelah halus melakukan finishing pada mulut bambu dengan cara di pahat
menggunakn pisau. Langkah ke lima melakukan kreatifitas sendiri yaitu dengan
memberikan hiasan pada setiap bagian bambu. Langkah ke enam tempelkan pegangan
gelas dan cari tempat yang cocok untuk pegangan gelas
2.2 Pelayanan Pelanggan
Target
pelanggan produk Cangkir bambu adalah kalangan anak remaja hingga orang dewasa
baik laki-laki maupun perempuan dengan rentang usia dua puluh tahun sampai lima
puluh tahun. Selain itu, penjualan produk Cangkir bambu ini digemari oleh bapak bapak, dan menjadi
produk utama yang akan kami pasarkan.
Kepuasan
dari para pelanggan merupakan nyawa dari suatu usaha, karena itu Cangkir
bambu tidak mengabaikan pelayanan yang
maksimal untuk memuaskan pelanggan. Dalam menjaga produk agar konsumen tetap
merasa suka dan puas, Cangkir bambu sama
sekali tidak menggunakan bahan berbahaya dalam pembuatan produknya. Cangkir
bambu selalu memilih bahan-bahan yang
berkualitas baik dan higienis, serta menjaga cita rasa agar tetap disukai
pelanggan.
Dalam
kualitas pelayanan konsumen Cangkir bambu
selalu mengusahakan yang terbaik.
Cangkir bambu memberikan
kemudahan sistem pengiriman karena berkembangnya teknologi produk bisa
diantarkan melalu system Selain itu Cangkir bambu juga memberikan kemudahan sistem transaksi
melalui berbagai metode, seperti transfer bank, gopay, atau melalui
aplikasi uang elektronik lainnya. Cangkir bambu
juga sangat terbuka atas kritik dan saran dari pelanggan untuk membangun
usaha yang lebih baik lagi kedepannya.
2.3 Pemasaran
Strategi pemasaran kami adalah memberikan sampel kepada
beberapa masyarakat seperti anak-anak, ibu rumah tangga, wanita/pria karir, terutama anak muda
. Kami berencana untuk memasarkannya
secara online dan offline. Kami akan membuat akun
instagram atas nama produk kami, lalu memasarkannya di platform lain seperti facebook, twitter, whatsapp, telegram,
dsb. Strategi pemasaran offline kami adalah memasarkannya di tempat ramai,
seperti saat CFD (Car Free Day),
bazaar, pameran, dan seminar.
Taktik pemasaran kami adalah dengan membuat pelanggan tertarik.
Mulai dari kemasannya, ukiran bambunya. Tentunya kami juga memelihara citra brand
kami agar selalu baik di mata khalayak umum dengan cara memberikan service
terbaik kepada para pelanggan (menyambut pelanggan dengan ramah, merespon
dengan cepat, dan mendeskripsikan secara tepat). Saat nanti produk kami telah
dikenal oleh banyak orang, kami akan selalu mempertahankan prinsip kami untuk
melayani pelanggan dengan baik karena bagi kami pelanggan adalah raja.
2.4 Keuangan
Kondisi
pertumbuhan pendapatan Cangkir bambu diperkirakan akan baik, karena produk kami
yaitu Cangkir bambu merupakan produk yang baru dan unik yang akan menarik
pelanggan-pelanggan baru. Tentunya jika produk Cangkir bambu telah banyak
diminati, pertumbuhan pendapatan perusahaan pun akan meningkat. Demi
tercapainya pertumbuhan laba bisnis, maka Cangkir bambu perlu untuk melakukan
strategi pemasaran yang baik, seperti yang telah diuraikan dalam penjelasan
pemasaran produk usaha.
Biaya
operasional yang hendak dikeluarkan oleh perusahaan dapat diminimalkan dengan
melakukan pemeliharaan tingkat efektivitas dan efisiensi. Cara yang dapat
dilakukan adalah melakukan efisiensi proses kerja dengan cara peninjauan ulang
secara berkala agar terhindar dari duplikasi proses kerja dan pemborosan waktu,
serta efektivitas kinerja SDM dengan cara mengawasi kinerja karyawan agar
selalu produktif.
2.5 Manajemen Bisnis
CEO Aulia Yunianti Putri
Manajer
Keuangan Muhammad Faisal Manajer
Produksi Fajar Fauzan Adhima sda da Manajer
Pemasaran Ikhsan wijaya
Deskripsi tugas
pada struktur organisasi adalah sebagai berikut :
- CEO,
bertugas untuk merancang visi, misi, serta arah bisnis dari usaha
Angkringan MELEK . Selain itu,
bertugas merencanakan, mengelola, dan menganalisa segala aktivitas
fungsional bisnis seperti operasional, SDM, keuangan, dan pemasaran. CEO
juga bertugas untuk mengelola Angkringan MELEK sesuai tujuan usaha dan mengeksekusi
perencanaan strategi bisnis.
- Manajer
Keuangan, bertugas untuk merencanakan strategi akuntansi dan keuangan Angkringan
MELEK secara tepat, melakukan
pencatatan transaksi usaha, menganggarkan keuangan perusahaan, membuat
laporan keuangan, serta menganalisa implementasi sistem keuangan untuk
memberi masukan dalam strategi bisnis Angkringan MELEK .
- Manajer
Pemasaran, bertugas untuk merencanakan strategi pemasaran yang baik,
melakukan analisa penjualan dan laporan penjualan, serta melakukan analisa
terhadap potensi pasar yang ada.
- Manajer
Produksi, bertugas untuk mengawasi dan merencanakan produksi Indonori agar
sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang telah ditentukan, serta
mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mendeteksi kekurangan
dan kerusakan produk agar dapat segera dilakukan perbaikan.
Kepuasan
anggota tim kerja di Cangkir bambu akan terpenuhi jika dibuat aturan kerja
secara bersama, mengadakan pertemuan rutin untuk menyelesaikan masalah
perusahaan atau pun untuk pengembangan. Selain itu bisa juga dengan menerapkan
bonus bagi tiap anggota tim dengan kinerja bagus dan mencapai target yang telah
ditentukan.
Dalam
hal pengembangan bisnis, rencana yang akan dilakukan oleh Cangkir bambu adalah
dengan menambah kerajinan dalam bentuk selain Cangkir.
BAB III
RENCANA KEUANGAN
3.1 Kebutuhan Dana
3.1.1 Modal Investasi
Modal
investasi merupakan modal yang dikeluarkan pada saat awal pembukaan usaha dan
biasanya bersifat jangka panjang. Modal ini dibutuhkan sebagai penunjang
realisasi rencana usaha, yang diantaranya telah kami siapkan berupa tempat
sebagai tempat produksi usaha, serta kendaraan sebagai modal transportasi
selama proses kegiatan. Selain itu, modal investasi yang masih dibutuhkan untuk
menjalankan usaha industri kerajinan ini adalah kebutuhan inventaris kantor dan
inventaris produksi yaitu sebagai berikut :
3.1.2 Modal Kerja
Modal
kerja merupakan modal yang dikeluarkan untuk mengembangkan sebuah usaha, yang diantaranya
telah kami siapkan berupa dana sebesar Rp. 2.500.000/orang sehingga kami
memiliki modal kerja sendiri sebesar Rp.10.000.000. Modal ini diperkirakan akan
cukup untuk menjalankan kegiatan produksi dan dapat menutupi seluruh
pengeluaran atas biaya-biaya yang timbul selama produksi dengan harga jual Rp. 20.000
3.2 Sumber Dana
Dana
yang akan kami gunakan dalam usaha Cangkir bambu ini bersumber dari beberapa
modal yaitu modal sendiri, dan modal lain-lain seperti modal dari UMKM. Untuk
modal awal usaha, kami menggunakan modal kerja sendiri sebesar Rp.10.000.000
dan sumber modal tambahan lain-lain seperti modal dari UMKM sebesar Rp. 5.000.000.
Semua sumber dana dari beberapa
modal tersebut akan digunakan untuk membiayai usaha Cangkir bambu ini. Kami
telah menganggarkan modal sendiri untuk memenuhi kebutuhan modal kerja jangka
pendek dan modal tambahan lain-lain dianggarkan untuk modal inventasi jangka
panjang yang belum terpenuhi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bambu
merupakn bahan keras yang mudah didapatkan di sekitar lingkungan kita. Dengan
keberadaannya yang tidak asing, kita bisa dengan mudah memanfaatkan bambu
tersebut untuk dibuat kerajinan agar nilai jualnya menjadi tinggi. Namun dalam
pembuatan kerajinannya, juga harus dengan teknik pengolahan yang sesuai dan
tepat agar dapat menghasilkan barang yang berkualitas juga.
Dari
kerajinan yang kami buat hanya menggunakan teknik yang tidak terlalu sulit dan
tidak membutuhkan alat berat dalam produksinya. Dalam pengolahan bambu, kami
tidak mengalami kesulitan karena memang gampang untuk pengolahannya. Dengan
demikian kami mampu menghasilkan kerajinan bambu yang memiliki nilai jual
dengan segenap kemampuan kami yang ada.
4.2 Saran
Adapun saran yang muncul adalah sebagai berikut :
1.
Pemanfaatan kerajinan bambu harus
bisa lebih ditingkatkan karena memang mudah dalam pencariannya dan
pengolahannya,
2.
Kerajinan bambu seharusnya dikemas
lebih menarik lagi agar mampu menembus berbagai pasar yang ada,
3.
Perpaduan kerajinan bambu dengan barang lain dapat terus
digali agar produk semakin inovatif
4.
Motif tidak hanya didesain pada permukaan bambu agar
desain tidak terlihat monoton, dan
5.
Kemasan sekunder ke depan harus direncanakan untuk
produksi berskala besar.
DAFTAR
PUSTAKA
http://nurhfitriana.blogspot.com/2017/03/proposal-pembuatan-karya-kerajinan.html?m=1
https://eprints.uny.ac.id/63597/3/BAB%20I.pdf
LAMPIRAN
Nama : Auila yunianti putri
Link Blog : https://auliayuniantiputri-stembi.blogspot.com/
Nama : Fajar Fauzan Adhima
Link Blog : https://fajarfauzan-stembi.blogspot.com/?m=1
Nama : Iksan Wijaya
Link Blog : https://ikhsan-stembi.blogspot.com/?m=1
Nama : Muhammad Faisal
Link Blog : https://muhammadfaisal-stembi.blogspot.com/2020/11/blog- post.html?m=1