Selasa, 29 Agustus 2023

INDUSTRI PENGEMBANGAN BISNIS TRAVEL DALAM PARIWISATA NASIONAL - KELOMPOK 2 KELAS F1


 Pada tanggal 14 Januari 2023, mahasiswa dan mahasiswi Universitas Teknologi Digital merayakan momen bersejarah dengan menggelar Seminar Nasional bertajuk "Industri Pengembangan Bisnis Travel Pariwisata Nasional" yang di ulik dari sudut kepemerintahan, umum, dan kebudayaan. Acara yang berlangsung di Studio Kampus 1 Universitas Teknologi Digital ini menjadi sarana bagi kaum muda untuk mendalami wawasan dan memperluas pengetahuan mereka mengenai potensi luar biasa yang dimiliki oleh industri pariwisata di Indonesia.
Dalam seminar yang penuh semangat ini, tiga narasumber luar biasa turut berkontribusi dengan pencerahan mereka terkait pengembangan bisnis travel pariwisata. Dr. Meriza Hendri, SIP., MM, seorang tokoh penting dalam sinergitas ABCGM Jabar, membuka sesi dengan pemahaman yang mendalam tentang peran sinergi antara sektor publik dan swasta dalam memajukan industri pariwisata. Beliau berbagi pandangan mengenai bagaimana kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, perusahaan, dan komunitas lokal dapat menghasilkan dampak positif dalam mendorong pertumbuhan pariwisata.

Kemudian pemaparan materi dilanjut oleh Bunda Lely Mei selaku owner Cemara Eduwisata yang hadir sebagai narasumber kedua, membawa perspektif bisnis ke dalam cakrawala secara general. Beliau menggarisbawahi pentingnya inovasi dan adaptasi dalam menghadapi perkembangan global, terutama dalam era digital. Diskusi pun mengarah kepada bagaimana para pelaku industri pariwisata dapat memanfaatkan teknologi untuk meraih efisiensi dan daya saing yang lebih baik.

Sesi puncak seminar dimeriahkan oleh Adew Habtsa, seorang seniman dan budayawan, yang menghadirkan diskusi inspirasi mengenai pentingnya menjaga dan mempromosikan kebudayaan lokal sebagai daya tarik wisata. Bunda Lely Mei membagikan kisah suksesnya dalam mengintegrasikan pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata melalui Cemara Eduwisata, sementara Adew Habtsa menyoroti bagaimana seni dan budaya dapat menjadi jembatan harmoni antara berbagai komunitas.

Seminar ini memberikan pemahaman mendalam tentang kompleksitas pengembangan bisnis travel pariwisata nasional dari berbagai perspektif. Diskusi mengenai peran pemerintah, inovasi bisnis, dan pentingnya kebudayaan dalam sektor pariwisata menjadi sorotan utama. Para mahasiswa/i Universitas Teknologi Digital yang hadir dalam acara ini mendapatkan wawasan yang berharga serta inspirasi untuk terlibat aktif dalam merumuskan masa depan industri pariwisata Indonesia.

Sebagai penutup, seminar ini tidak hanya menjadi wadah bagi pertukaran gagasan dan pengetahuan, tetapi juga menjadi pijakan untuk mengakselerasi inovasi di sektor travel pariwisata. Pesan penting yang dapat diambil dari acara ini adalah pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dan pemahaman mendalam akan kekayaan budaya dalam mengembangkan bisnis pariwisata yang berkelanjutan. Dengan semangat ini, generasi muda diharapkan dapat menjadi motor penggerak kemajuan sektor pariwisata Indonesia ke arah yang lebih cerah.Sesi puncak seminar dimeriahkan oleh Adew Habtsa, seorang seniman dan budayawan, yang menghadirkan diskusi inspirasi mengenai pentingnya menjaga dan mempromosikan kebudayaan lokal sebagai daya tarik wisata. Bunda Lely Mei membagikan kisah suksesnya dalam mengintegrasikan pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata melalui Cemara Eduwisata, sementara Adew Habtsa menyoroti bagaimana seni dan budaya dapat menjadi jembatan harmoni antara berbagai komunitas.


Selasa, 15 Maret 2022

PERILAKU KONSUMEN by Aulia Yunianti Putri

A.                             MODUL PERILAKU KONSUMEN

     Diajukan dalam rangka tugas Evaluasi Tengan Semester

mata kuliah Perilaku Konsumen

Dosen Pengampu : Pulze Pulung P., S.E., M.Si 

 

AULIA YUNIANTI PUTRI

10120449

 


 


 

 

STIE STEMBI

BANDUNG

2022

 

 


DEFINISI PERILAKU KONSUMEN

Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan, atau kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.

Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.

Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.

·        Definisi perilaku konsumen menurut para ahli

Para ahli berpendapat mengenai definisi Perilaku Konsumen, sebagai berikut;

1.     Gerald Zaldman dan Melanie Wallendorf (1979:6) menjelaskan bahwa:“Consumer behavior are acts, process and social relationship exhibited by individuals, groups and organizations in the obtainment, use of, and consequent experience with products, services and other resources” Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan social yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainya.

2.     Gerald Zaltman and Melanie Wallendorf, (1971), Consumer Behavior: Basic Findings and Management Implications. The United State of America: By John Willey and Sons Inc. 378 halmengemukakan bahwa :“Consumer behavior may be defined as decision process and physical activity individualsengage in when evaluating, acquaring, using or disposing of good and services”. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa. 

3.     James F. Engel et.al (1968:8) berpendapat bahwa :“Consumer behavior is defined as the acts of individuals directly involved in obtaining and using economic good services including the decision process that precede and determine these acts”. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan- tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

4.     Schiffman dan Kanuk (1994 : 7) mendefinisikan sebagai berikut ;“ The term consumer behavior refers to the behavior that consumer display in searching for purchasing, using evaluating and disposing of product and services that they expect will satisfy their needs. Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

5.     Menurut Solomon (2007) , It is study of the processes involved when individuals or group select, purchase, use, or dispose of products, services, ideas, or experiences to satisfy needs and desires. Studi Perilaku Konsumen merupakan proses ketika individu atau kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan atau membuang produk, pelayanan, ide dan pengalaman untuk memuaskan kebutuhannya.

6.     Menurut Hawkins, Best, dan Coney (2001) Consumer behavior is the study of individuals, groups, or organizations and the processes they use to select, secure, use, and dispose of products, services, experiences, or ideas to satisfy needs and the impacts that these processes have on the consumer and society.Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses dimana mereka menyeleksi, menggunakan dan membuang produk, layanan, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan dampak dari proses tersebut pada konsumen dan masyarakat.

.

B.   MANFAAT PERILAKU KONSUMEN

Peran perilaku konsumen sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau pengguna (stakeholder). Secara umum terdapat dua kelompok pemanfaat; yaitu kelompok peneliti (riset) dan kelompok yang berorientasi implementasi (Peter dan Olson, 1999). Pemanfaat yang tergolong dalam kelompok kedua meliputi: organisasi pemasaran (pemasar maupun produsen), lembaga pendidikan dan perlindungan konsumen, organisasi pemerintah dan politik, serta konsumen (Peter dan Olson, 1999 dan Sumarwan, 2004).

·        Peran perilaku konsumen bagi pemasar atau produsen adalah mampu:

Ø Membujuk konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.

Ø Memahami konsumen dalam berperilaku, bertindak dan berfikir, agar pemasar atau produsen mampu memasarkan produknya dengan baik

Ø Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan, sehingga pemasar atau produsen dapat merancang strategi pemasaran dengan baik. 

C.   PERAN PERILAKU KONSUMEN

Sedangkan peran perilaku konsumen bagi lembaga pendidikan dan perlindungan konsumen adalah untuk mengetahui dan mempengaruhi konsumen; yakni untuk membantu konsumen dalam memilih komoditas dengan benar, terhindar dari penipuan serta menjadi konsumen yang bijaksana. Peran perilaku konsumen bagi organisasi pemerintah dan politik adalah sebagai dasar perumusan kebijakan publik dan perundang-undangan untuk melindungi konsumen.

Dalam hal ini pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan terhadap produk bisnis yang merugikan konsumen. Sebagai contoh, penarikan produk susu yang mengandung melamin yang pernah dilakukan oleh Departemen Kesehatan yang bekerjasama dengan Depertemen Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2008. Secara makro, Undang-Undang Pangan mempunyai dampak positif terhadap perkembangan perekonomian,yaitu melalui peningkatan produksi karena meningkatnya konsumsi sebagai akibat jaminan kehalalan produk (Sumarwan, 2004).

Kelompok konsumen individu maupun organisasi akan menukarkan sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari perilaku konsumen dapat membantu mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan berbagai macam produk. Ditinjau dari pengambilan keputusan, konsumen terdiri atas konsumen potensial (Potencial consumer) atau calon konsumen dan konsumen yang sudah melakukan pembelian (Effective Consumer).

Dapat dipahami juga bahwa konsep perilaku konsumen mempunyai manfaat terhadap perkembangan dunia bisnis, antara lain;

·        Mengurangi Risiko Terhadap Bisnis Anda

·        Sebagai Bahan mengumpulkan Feedback

·        Sebagai Dasar Penggunaan Sumber Daya yang Produktif dan Efektif

·        Sebagai Dasar membuat Strategi Pemasaran yang Tepat.

·        Upaya untuk menciptakan Loyal Customer. 

A.   A.   FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN

 

Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana konsumen berperilaku dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perilaku tersebut. Perilaku seseorang yang mempengaruhi pemilihan produk umumnya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut.

a)    Faktor pribadi

Faktor ini termasuk minat dan pendapat seseorang sebagai konsumen. Secara khusus, faktor ini juga dipengaruhi oleh faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, budaya, profesi, latar belakang dan sebagainya.

 b)    Faktor psikologis

Faktor psikologis meliputi respons individu berdasarkan persepsi dan sikapnya terhadap campaign. Secara khusus, faktor ini juga termasuk persepsi dan sikap individu tentang kebutuhan sebagai konsumen

c)    Faktor sosial

            Faktor ini meliputi pengaruh lingkungan hingga pengaruh media sosial terhadap keputusan konsumen. Kelas sosial, pendapatan, dan tingkat pendidikan juga tercakup dalam faktor ini. 

 TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN 

Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen melewati lima tahapan yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, pembelian dan pasca pembelian. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu (Engel et.al, 1994):

Faktor perbedaan individu terdiri dari sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi.

Faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.

Proses psikologis terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap/perilaku.


Segmentasi, Target dan Positioning

Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yg homogen, dimana tiap kelompok(bagian) dapat di pilih sebagai pasar yang di tuju(ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk.

Swastha & Handoko (1997) Mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.

Pride & Ferrel (1995) Mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.

Dasar–dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen

·         Variabel geografi : Variabel tersebut, antara lain: wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan, iklim

·         Variabel demografi : Variabel tersebut, antara lain: umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll.

·         Variabel psikologis : Variabel tersebut, antara lain: kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian

Model Sederhana Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

Tahapan Masukan (input) : Pada tahap masukan mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan dan keinginan pada suatu produk dalam usaha pemasaran yang dilakukan oleh pemasar (kualitas produk itu sendiri, harganya dan menciptakan citra merek yang baik), kemudian pengaruh lingkungan sosial eksternal atas konsumen (keluarga, sumber informasi dan teman-teman) dampak kumulatif dari setiap usaha pemasaran, pengaruh keluarga, dan teman- teman semuanya merupakan masukan yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli konsumen dan bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka beli.

Ø  Tahap Proses: Pada tahap ini memfokuskan bagaiman cara konsumen dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi oleh faktor psikologi (motivasi, persepsi, pengetahuan, kepribadian, dan sikap) kemudian pada tahap masukan mempengaruhi:

Ø  Pengenalan kebutuhan: Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Kasus pertama yaitu yang dicetuskan oleh rangsangan internal, salah satu kebutuhan umum seseorang misalkan haus mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong untuk pengenalan masalah pencarian informasi evaluasi alternatif keputusan pembelian perilaku pasca pembelian mencari air minum. Kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal. Seseorang bisa mengagumi mobil baru rekan kerjanya yang memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan pembelian.

Ø  Mencari informasi: Sebelum proses pembelian ini sangat berkaitan dengan informasi tentang sumber-sumber dan menilainya, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan. Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui produk-produk yang bersaing dan keistimewaan masing-masing produk. Sumber-sumber informasi konsumen terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu: Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan).

 

Motif Keputusan Pembelian

Menurut Buchari (2004) motif-motif keptutusan pembelian sebagai berikut:

Primary buying motive, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya misalnya kalau wanita ingin cantik akan mencari make up. Selective buying motive, yaitu pemilihan terhadap barang misalnya apakah ada keuntungan bila membeli barang. Patronage buying motive, ini adalah Selective buying motive yang ditujukan kepada tempat atau toko tertentu. Pemilihan ini bisa timbul karena tempat dekat, cukup persediaan barang dan pelayanan memuaskan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) keputusan pembelian adalah beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), membedakan lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian yaitu: pencetus, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan pemakai. Pencetus merupakan seseorang yangyang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk atau jasa. Pemberi pengaruh merupakan orang yang memiliki pandangan atau sarannya dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Untuk mengambil keputusan pembelian apakah akan membeli atau tidak, bagaimana cara membeli dan dimana dibeli merupakan tugas dari seorang pengambil keputusan. Pembeli adalah orang yang melakukan pembelian. Seseorang yang memakai atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa merupakan pemakai.

 

Analisis Pengambilan Keputusan oleh Konsumen

Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan konsumen, yaitu :

Sudut Pandang Ekonomis Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahuisemua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic-man.

*      Sudut Pandang Kognitif.

Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya (heuristic) pada keputusan yang memuaskan.

*      Sudut Pandang Emosional

Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.


Rabu, 16 Juni 2021

MAKALAH TENTANG PEMBUATAN CANGKIR BAMBU

 

Kategori :

Industri Kerajinan

 

 

MAKALAH

IDE DAN KONSEP BISNIS

CANGKIR BAMBU  

 




 

Diusulkan oleh:

 

Aulia Yunianti Putri                            (10120449) / Angkatan 20

Fajar Fauzan Adhima                          ( 10120458) / Angkatan 20

Ikhsan Wijaya                                     (10120446) / Angkatan 20

Muhamad Faisal                                  (10120483) / Angkatan 20

 

 


KATA PENGANTAR

 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah  memberikan segala rahmat, taufiq dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah  kreatvitas dan Inovasi . Makalah kreatvitas dan Inovasi Bisnis ini disusun untuk memenuhi tugasMata Kuliah  kreatvitas dan Inovasi Bisnis. Karya cangkir bambu ini selesai dengan baik dengan dukungan, partisipasi serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen penampu yaitu Bapak. Syaeful Maulana A,S.Pd,M.A.P

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini, masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Penulis juga meminta maaf apabila dalam penulisan dan penyusunan Makalah Cangkir Bambu ini banyak terdapat kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

                                                                                   

                                                                                   

                                                                                    Padalarang, 10 Juni 2021

 

 

                                                                                                Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RINGKASAN

 

Bambu adalah salah satu kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi usaha kerajinan. Bambu mampu dibuat menjadi berbagai jenis kerajinan maupun produk yang mempunyai nilai jual. Dalam hal ini kebutuhan bambu digunakan sebagai cangkir bambu. Secara konvensional proses pengolahan bambu dilakukan dengan menghabiskan waktu yang cukup lama dan membutuhkan banyak tenaga. Proses pengolahan dimulai dari penebangan bambu, pemotongan, pengiratan, penyerutan dan sebagainya. Para pengrajin bambu kebanyakan masih menggunakan cara manual untuk pengolahan bambu

cangkir bambu adalah produk yang akan kami pilih. Selain bambu banyak di dapatkan dalam kehidupan sehari hari. Pertumbuhan bambu juga cepat tumbuh. Harga bambu yang terjangkau. Tidak hanya cangkir bambu bambu bisa dibuat kerajnan lainnya seperti teko, foto thype dll. Kami akan memasarkan produk kami secara online maupun offline. Media online kami akan menggunakan app seperti instagram, whatsapp. Facebook dll. Sedangkan media  offline kami akan pasarkan melalui bazar, festival dll.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. 1

RINGKASAN.. 2

BAB I. 4

PENDAHULUAN.. 4

1.1 Latar Belakang. 4

1.2 Tujuan. 5

1.3 Manfaat 5

BAB II. 6

RENCANA USAHA.. 6

2.1 Deskripsi Produk. 6

2.1.1 Produk Cangkir Bambu. 6

2.1.2 Proses Pembuatan Produk Cangkir bambu. 7

2.2 Pelayanan Pelanggan. 7

2.3 Pemasaran. 8

2.4 Keuangan. 8

2.5 Manajemen Bisnis. 9

BAB III. 11

RENCANA KEUANGAN.. 11

3.1 Kebutuhan Dana. 11

3.1.1 Modal Investasi 11

3.1.2 Modal Kerja. 11

3.2 Sumber Dana. 11

BAB IV.. 12

PENUTUP. 12

DAFTAR PUSTAKA.. 13

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bambu merupakan bahan lokal yang sudah sangat dikenal di Indonesia dan  memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat, ini dapat dilihat dari banyaknya penggunaan bambu pada berbagai keperluan masyarakat kita sejak nenek moyang kita ada. Di Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis dan bambu  banyak ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian sekitar 300 m diatas permukaan laut.   Pada umumnya ditemukan ditempat-tempat terbuka dan daerahnya bebas dari genangan air. Dari kurang lebih 1.000 species bambu dalam 80 genera, sekitar 200 species dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara (Dransfield dan Widjaja, 1995). Di Indonesia bambu hidup merumpun (symphodial), kadang-kadang ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa. Di Jawa, penduduk  sering menanam bambu disekitar rumahnya dicampur dengan tanaman lain untuk berbagai keperluan.

Berbeda dengan bambu di negara China dan Amerika Latin, tanaman bambu berdiri sendiri-sendiri seperti pohon pinus sehingga lurus dan tinggi. Kualitas bambunya sanagt baik dan sudah diklasifikasikan sebagai bahan untuk struktur dimana masyarakat dapat membeli bambu sesuai dengan kebutuhannya dan kualitas yang diinginkan. Bambu dikenal memiliki sifat-sifat yang sangat menguntungkan untuk dimanfaatkan karena,  batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain seperti kayu. Bambu dalam bentuk bulat dapat dipakai untuk berbagai macam keperluan mulai dari alat-alat kerajinan tangan, alat rumah tangga, alat musik, upacara keagamaan, makanan, obat-obatan, sebagai energi pembakar  serta konstruksi bangunan seperti rumah,  jembatan, penahan tanah, tangga, pipa saluran air dll. Beberapa jenis bambu  akhir-akhir ini produksinya mulai banyak disenangi masyarakat karena produknya sangat  bervariasi  mulai dari produk lokal sampai produk import (dari China, India, vietnam dll).

Kendala yang ditemui adalah, bambu mempunyai keterbatasan dalam penggunaannya seperti, sifat fisik sehingga sukar dikerjakan secara mekanis, ukurannya bervariasi  dan tidak seragam panjang ruasnya serta mudah terserang hama perusak kayu bubuk, rayap dan jamur. Sering ditemui barang-barang yang berasal dari bambu umumnya yng sudah dibuang kulitnya dan dalam keadaan basah mudah diserang oleh jamur biru dan bulukan. Begitu pula bambu bulat utuh dalam keadaan kering yang terserang  serangga bubuk kering dan rayap kayu kering. Hal ini membuat anggapan (image) negatif pada masyarakat sehingga bambu diidentikan dengan kemiskinan.

1.2 Tujuan

1.      Untuk menetau baamana proses embuatan produk cakr bambu

2.      Untuk menetau dentfkas bambu yan bak kualtasnya dalam pembuatan kerajnan cankr bambu

3.      Sala satu cara produk dar bambu yan sepert apa yan laku d pasaran

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari proses pembuatan rangka, antara lain sebagai berikut:

1.      Sebagai wahana aplikasi ilmu-ilmu yang diperoleh di kampus untuk mengembangkan inovasi teknologi dibidang kewirausaaan.

2.      Menambah pengetahuan dan dapat memberikan kontribusi yang positif.

3.      Meningkatkan kerja sama tim.

 

 

BAB II

RENCANA USAHA

 

2.1 Deskripsi Produk

Cangkir bambu  adalah salah satu kerajinan yang bahan utamanya yakni bambu. Cangkir bambu yang akan kami produksi pastinya Cangkir bambu berkualitas tinggi sebab, bahannya menggunakan baan yan bagus. Sehingga Cangkir bambu memiliki nilai jual yang tinggi. Cangkir bambu yang di produksi Cangkir bambu yang di berkan motif motif ukiran yang unik.

2.1.1 Produk Cangkir Bambu 

Produk yang dihasilkan oleh yaitu Cangkir Bambu. Konsep dari produk ini adalah kerajinan tangan dengan berbagai modifikasi untuk meningkatkan pemikiran kreatif orang ketika membuat kerajinan tersebut. Tidak seperti bambu kebanyakan yang berbahan bambu biasa tanpa melihat kualitas bambu. Kami menetapkan beberapa karakterisktik bambu yang harus digunakan :

1.      Bambu yang akan digunakan harus bamb yng beurmur 2 tahun atau lebih

2.      Tekstur bambu terdapat berca atau bintik yang artinya bambu tersebut memiliki kualitas baik

3.      selain itu musim mempengaruhi kualitas bambu, bambu yg benar benar baik bambu pada musim kemarau karena kadar air bambu yang sedikit

4.      Semakin kadar air pada bambu sedikit maka bambu akan terhindar dari jamur

5.      Setelah penebangan bambu diberdirikan agar kadar air turun selama kurang lebih 2 bulan

6.      Ciri bambu yang memiliki kualitas kurang baik bambu terdapat retakan.

 

2.1.2 Proses Pembuatan Produk Cangkir bambu 

Dalam pembuatannya, produk Cangkir bambu  memerlukan bahan baku utama serta bahan baku pendukung lainnya, seperti bambu dan stainless.

Proses pembuatan produk  tidak rumit dan memerlukan waktu yang lama. Langkah pertama memotong bambu beberapa bagian. Langkah kedua mengupas kulit bambu bagian bawah agar terdapat lekukan pada bambu. Langkah ketiga bambu dihaluskan dengan cara dipahat menggunakan amplas kasar . Langkah keempat setelah halus melakukan finishing pada mulut bambu dengan cara di pahat menggunakn pisau. Langkah ke lima melakukan kreatifitas sendiri yaitu dengan memberikan hiasan pada setiap bagian bambu. Langkah ke enam tempelkan pegangan gelas dan cari tempat yang cocok untuk pegangan gelas

 

2.2 Pelayanan Pelanggan

Target pelanggan produk Cangkir bambu adalah kalangan anak remaja hingga orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan dengan rentang usia dua puluh tahun sampai lima puluh tahun. Selain itu, penjualan produk Cangkir bambu  ini digemari oleh bapak bapak, dan menjadi produk utama yang akan kami pasarkan.

Kepuasan dari para pelanggan merupakan nyawa dari suatu usaha, karena itu Cangkir bambu  tidak mengabaikan pelayanan yang maksimal untuk memuaskan pelanggan. Dalam menjaga produk agar konsumen tetap merasa suka dan puas, Cangkir bambu  sama sekali tidak menggunakan bahan berbahaya dalam pembuatan produknya. Cangkir bambu  selalu memilih bahan-bahan yang berkualitas baik dan higienis, serta menjaga cita rasa agar tetap disukai pelanggan.

Dalam kualitas pelayanan konsumen Cangkir bambu  selalu mengusahakan yang terbaik.  Cangkir bambu  memberikan kemudahan sistem pengiriman karena berkembangnya teknologi produk bisa diantarkan melalu system Selain itu Cangkir bambu  juga memberikan kemudahan sistem transaksi melalui berbagai metode, seperti transfer bank, gopay, atau melalui aplikasi uang elektronik lainnya. Cangkir bambu  juga sangat terbuka atas kritik dan saran dari pelanggan untuk membangun usaha yang lebih baik lagi kedepannya.

2.3 Pemasaran

Strategi pemasaran kami adalah memberikan sampel kepada beberapa masyarakat seperti anak-anak, ibu rumah tangga, wanita/pria karir, terutama anak muda . Kami berencana untuk memasarkannya secara online dan offline. Kami akan membuat akun instagram atas nama produk kami, lalu memasarkannya di platform lain seperti facebook, twitter, whatsapp, telegram, dsb. Strategi pemasaran offline kami adalah memasarkannya di tempat ramai, seperti saat CFD (Car Free Day), bazaar, pameran, dan seminar.

Taktik pemasaran kami adalah dengan membuat pelanggan tertarik. Mulai dari kemasannya, ukiran bambunya. Tentunya kami juga memelihara citra brand kami agar selalu baik di mata khalayak umum dengan cara memberikan service terbaik kepada para pelanggan (menyambut pelanggan dengan ramah, merespon dengan cepat, dan mendeskripsikan secara tepat). Saat nanti produk kami telah dikenal oleh banyak orang, kami akan selalu mempertahankan prinsip kami untuk melayani pelanggan dengan baik karena bagi kami pelanggan adalah raja.

2.4 Keuangan

Kondisi pertumbuhan pendapatan Cangkir bambu diperkirakan akan baik, karena produk kami yaitu Cangkir bambu merupakan produk yang baru dan unik yang akan menarik pelanggan-pelanggan baru. Tentunya jika produk Cangkir bambu telah banyak diminati, pertumbuhan pendapatan perusahaan pun akan meningkat. Demi tercapainya pertumbuhan laba bisnis, maka Cangkir bambu perlu untuk melakukan strategi pemasaran yang baik, seperti yang telah diuraikan dalam penjelasan pemasaran produk usaha.

Biaya operasional yang hendak dikeluarkan oleh perusahaan dapat diminimalkan dengan melakukan pemeliharaan tingkat efektivitas dan efisiensi. Cara yang dapat dilakukan adalah melakukan efisiensi proses kerja dengan cara peninjauan ulang secara berkala agar terhindar dari duplikasi proses kerja dan pemborosan waktu, serta efektivitas kinerja SDM dengan cara mengawasi kinerja karyawan agar selalu produktif.

2.5 Manajemen Bisnis

CEO

Aulia Yunianti Putri

Cangkir bambu memiliki empat orang pengurus yang berasal dari satu jurusan yang sama dan bekerja sesuai dengan pembagian tugas masing-masing seperti yang ditunjukan pada bagan organisasi berikut :                                                                                                                                                                                                                                      

                                                                                                                                                                                                                                                                       

Manajer Keuangan

Muhammad Faisal  

Manajer Produksi

Fajar Fauzan Adhima  

 

 sda

 

 

 

da

Manajer Pemasaran

Ikhsan wijaya

 

 

 

 


Deskripsi tugas pada struktur organisasi adalah sebagai berikut :

  1. CEO, bertugas untuk merancang visi, misi, serta arah bisnis dari usaha Angkringan MELEK  . Selain itu, bertugas merencanakan, mengelola, dan menganalisa segala aktivitas fungsional bisnis seperti operasional, SDM, keuangan, dan pemasaran. CEO juga bertugas untuk mengelola Angkringan MELEK  sesuai tujuan usaha dan mengeksekusi perencanaan strategi bisnis.
  2. Manajer Keuangan, bertugas untuk merencanakan strategi akuntansi dan keuangan Angkringan MELEK  secara tepat, melakukan pencatatan transaksi usaha, menganggarkan keuangan perusahaan, membuat laporan keuangan, serta menganalisa implementasi sistem keuangan untuk memberi masukan dalam strategi bisnis Angkringan MELEK  .
  3. Manajer Pemasaran, bertugas untuk merencanakan strategi pemasaran yang baik, melakukan analisa penjualan dan laporan penjualan, serta melakukan analisa terhadap potensi pasar yang ada.
  4. Manajer Produksi, bertugas untuk mengawasi dan merencanakan produksi Indonori agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang telah ditentukan, serta mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mendeteksi kekurangan dan kerusakan produk agar dapat segera dilakukan perbaikan.

Kepuasan anggota tim kerja di Cangkir bambu akan terpenuhi jika dibuat aturan kerja secara bersama, mengadakan pertemuan rutin untuk menyelesaikan masalah perusahaan atau pun untuk pengembangan. Selain itu bisa juga dengan menerapkan bonus bagi tiap anggota tim dengan kinerja bagus dan mencapai target yang telah ditentukan.

Dalam hal pengembangan bisnis, rencana yang akan dilakukan oleh Cangkir bambu adalah dengan menambah kerajinan dalam bentuk selain Cangkir.

 


BAB III

RENCANA KEUANGAN

 

3.1 Kebutuhan Dana

3.1.1 Modal Investasi

            Modal investasi merupakan modal yang dikeluarkan pada saat awal pembukaan usaha dan biasanya bersifat jangka panjang. Modal ini dibutuhkan sebagai penunjang realisasi rencana usaha, yang diantaranya telah kami siapkan berupa tempat sebagai tempat produksi usaha, serta kendaraan sebagai modal transportasi selama proses kegiatan. Selain itu, modal investasi yang masih dibutuhkan untuk menjalankan usaha industri kerajinan ini adalah kebutuhan inventaris kantor dan inventaris produksi yaitu sebagai berikut :

3.1.2 Modal Kerja

Modal kerja merupakan modal yang dikeluarkan untuk mengembangkan sebuah usaha, yang diantaranya telah kami siapkan berupa dana sebesar Rp. 2.500.000/orang sehingga kami memiliki modal kerja sendiri sebesar Rp.10.000.000. Modal ini diperkirakan akan cukup untuk menjalankan kegiatan produksi dan dapat menutupi seluruh pengeluaran atas biaya-biaya yang timbul selama  produksi dengan harga jual Rp. 20.000

3.2 Sumber Dana

Dana yang akan kami gunakan dalam usaha Cangkir bambu ini bersumber dari beberapa modal yaitu modal sendiri, dan modal lain-lain seperti modal dari UMKM. Untuk modal awal usaha, kami menggunakan modal kerja sendiri sebesar Rp.10.000.000 dan sumber modal tambahan lain-lain seperti modal dari UMKM sebesar Rp. 5.000.000.

            Semua sumber dana dari beberapa modal tersebut akan digunakan untuk membiayai usaha Cangkir bambu ini. Kami telah menganggarkan modal sendiri untuk memenuhi kebutuhan modal kerja jangka pendek dan modal tambahan lain-lain dianggarkan untuk modal inventasi jangka panjang yang belum terpenuhi.

BAB IV

PENUTUP

 

 4.1 Kesimpulan

     Bambu merupakn bahan keras yang mudah didapatkan di sekitar lingkungan kita. Dengan keberadaannya yang tidak asing, kita bisa dengan mudah memanfaatkan bambu tersebut untuk dibuat kerajinan agar nilai jualnya menjadi tinggi. Namun dalam pembuatan kerajinannya, juga harus dengan teknik pengolahan yang sesuai dan tepat agar dapat menghasilkan barang yang berkualitas juga.

      Dari kerajinan yang kami buat hanya menggunakan teknik yang tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan alat berat dalam produksinya. Dalam pengolahan bambu, kami tidak mengalami kesulitan karena memang gampang untuk pengolahannya. Dengan demikian kami mampu menghasilkan kerajinan bambu yang memiliki nilai jual dengan segenap kemampuan kami yang ada.

4.2    Saran

    Adapun saran yang muncul adalah sebagai berikut :

1.      Pemanfaatan kerajinan bambu harus bisa lebih ditingkatkan karena memang mudah dalam pencariannya dan pengolahannya,

2.      Kerajinan bambu seharusnya dikemas lebih menarik lagi agar mampu menembus berbagai pasar yang ada,

3.      Perpaduan kerajinan bambu dengan barang lain dapat terus digali agar produk semakin inovatif

4.      Motif tidak hanya didesain pada permukaan bambu agar desain tidak terlihat monoton, dan

5.      Kemasan sekunder ke depan harus direncanakan untuk produksi berskala besar.

DAFTAR PUSTAKA

 

http://nurhfitriana.blogspot.com/2017/03/proposal-pembuatan-karya-kerajinan.html?m=1

https://eprints.uny.ac.id/63597/3/BAB%20I.pdf

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

Nama               : Auila yunianti putri

Link Blog        : https://auliayuniantiputri-stembi.blogspot.com/

 

Nama               : Fajar Fauzan Adhima

Link Blog        : https://fajarfauzan-stembi.blogspot.com/?m=1

 

Nama               : Iksan Wijaya

Link Blog        : https://ikhsan-stembi.blogspot.com/?m=1

 

Nama               : Muhammad Faisal

Link Blog        : https://muhammadfaisal-stembi.blogspot.com/2020/11/blog-   post.html?m=1